Entri Populer

8 Februari 2010

Sebuah makna buat istriku


Istriku, kalau mau kita menginventarisir jenis kenikmatan : ternyata kita semakin dihadapkan pada sesuatu yang sifatnya sementara alias cepat berlalu.
Ambil contoh saat kita belum menikah, alangkah indah dan nikmatnya saat akad nikah. Setelah akad nikah berlangsung, alangkah indahnya saat duduk dipelaminan, dengan berbagai tamu yang datang. Saat dipelaminan dan tamu masih berjubel, alangkah indahnya tamu segera pulang dan masuk ke kamar pengantin. Saat masuk kekamar pengantin, ternyata itupun belum mendapatkan puncak harapan kita. Baru setelah pakaian yang melekat lepas dari badan dan menyatunya kasih-sayang, saat itu terasa kenikmatan yang kita harapkan.

Ya, setelah pakaian yang melekat lepas dari badan dan menyatunya kasih sayang, itulah saat yang mengantar pada kebahagiaan sejati.
Ternyata, demikian juga hidup ; setelah semua yang melekat pada kehidupan kita lepas dan menyatunya kasih sayang kita dengan kasih sayang-Nya itulah puncak kebahagiaan hakiki.
Semua yang melekat dikehidupan kita : jabatan, harta, keturunan, wajah yang menawan – dll. Ternyata tidak ada artinya dihadapan-Nya. Baru bermakna saat kita arahkan pada suatu amal yang hanya ditujukan kepada-Nya.
Ya, amal yang ikhlas hanya untuk-Nya bukan suatu perbuatan atau amal yang disertai ke-aku-an dan yang lainnya.

Kasih sayang kita sebagai hamba merupakan bukti pengabdian dan kasih sayang-Nya merupakan bentuk ke Maha besaran-Nya yang mempunyai sifat Kasih dan Sayang. Jadi seakan tidak ada korelasi antara besarnya pengabdian kita dalam bentuk ibadah kita dengan Kasih Sayang-Nya.
Artinya jangan sampai ibadah yang seharusnya sebagai pengabdian hamba - kita jadikan modal menuntut sesuatu kepada-Nya.
Kita diwajibkan berdoa memang, tapi hasil dan pemberian tergantung kepada-Nya.

Istriku, sudahkah kita berjalan menuju kesana ? mudah-mudahan jalan kita tidak salah dan selalu ditunjukkan jalan terbaik oleh-Nya.

Untuk menguatkan niat kita istriku, Quran surat : 029. Al 'Ankabuut : 69
69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
Terimakasih, selamat berjalan menuju kenikmatan tertinggi. ( abu yafa )